Selasa, 17 Desember 2013

Sepenggal Cerita

Betapa ini mampu menghancurkan segalanya. Berawal dari perasaan yang terkesan menganggap remeh dirimu. Berkembang menjadi sebuah ketergantungan besar bagi diriku.
Entah bagaimana ia muncul, aku pun tak menyadarinya. Segalanya terjadi begitu cepat, dan menyeret ku tersesat amat jauh.
Kau mampu mengetuk pintu itu, sebuah pintu yang selana ini coba ku sembunyikan bahkan dari diriku sendiri. Karena aku takut terjebak dalam pintu itu. Namun nyatanya sekarang kau tlah bawa ku kembali ke tempat itu, di balik pintu yang kau ketuk. Terjebak dan menggigil, udaranya sangat lembab dan penuh dengan bau debu.
Aku coba rapikan ruang tersebut, dan berikan cahaya masuk lewat jendela kecil. Kucoba berdamai dengan masa silam di ruang ini, mencoba membuat coretan baru pada dinding-dinding lapuknya. Dan suasana baru kini tercipta d ruang ini.
Sebelumnya aku pernah takut untuk terus dalam kenyamanan seperti ini, tapi ku ikuti saja alunan panggilan dari dalam nya. Dan sampai pada saat ini, dimana kita harus menentukan pilihan. Ya, saat bermacam tangan besar penuh kendali atas kita memperlihatkan kuasanya. Dan kau nemilih menyerah. Kembali luka menganga lebar di pintu itu, seakan ini lah hasil ego, yang mungkin ku pertahankan atau kau sembunyikan. Semua sirna seperti debu di tiup angin, namun bekasnya hanya aku yang tau. Aku akan menunggu, saat kau kembali dan mengetuk pintu itu lagi. Karena kau tahu persisnya pintu itu dimana. #untuksepenggalkisah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar