Aku tak tahu sebenarnya mw mu apa. Tiba-tiba ingin belajar gitar dengan ku. Ah, tapi sudahlah aku turuti saja.
Aku juga senang bisa setengah hari bersamamu. Meski dengan modus belajar gitar. Yah.. mungkin aku menikmati saat itu. Saat ku jemput ke rumahmu, selalu saja alasan kita sama "nemenin damoen ke pasar" klu di ingat-ingat alasan kita lucu.. amat lucu.
Mendung iringi perjalanan kita ke tempat itu. Hmm.. asal bersamamu, badai akan ku terjang. Hehehee..
Dan sampai di sana, aku mengajari mu bermain gitar. Mulai dari pengenalan chord, hingga belajar memainkan lagu. Tapi setelah jenuh, kucoba melantunkan beberapa lagu untuk mu. Dan hp mu berbunyi sms dari mama mu menyuruh segera pulang.. aku berterima kasih pada hujan sore itu, ia berhasil menahanmu disana bersamaku.
Yah, setiap kali aku berada d tempat itu aku serasa berada dalam sebuah gedung teater besar. Semua kilasan demi kilasan waktu itu tersusun satu persatu dengan rapinya.
Kau beriku bahagia saat itu. Dan disinilah ku tahu bahwa aku telah terjerembab ke ruang yg lama ku sembunyikan. Terjebak ke dalam ruang paling rahasia dalam hidupku. Dimana pernah satu nama berada di sana. Dan kini tanpa kusadari akupun menuliskan namamu. "Maimoen" (red)
Aku sadari saat itu aku benar-benat tlah jatuh hati padamu. Dan itu ku pelihara tanpa ku pikirkan segala resiko dan konsekwensinya.
Sebuah ruangan di bagian kota ini. September tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar