Yah,, boleh di bilang seperti itu. Seperti tertulis di dinding bus Antar Kota Dalam Provinsi. Perjalanan dimulai sore minggu bertepatan dengan hari ibu. Lupakan hari ibu, kembali ke topik utama.
Dengan waktu persiapan yang mepet, karena motor yang belum ganti oli, serta tongkrongan yang racing lengkap knalpot racing. Maka aku pun buru-buru mengganti knalpot dan oli. Memang, agak molor siyh persiapannya.
Dan perjalanan pun kita mulai dari rumah mu. Kita mulai sedikit ceria menuju kota yang memang memiliki cerita bagi kita masing-masing. Tapi kini kita berdua, dengan harapan sesuatu yang lain. Langit juga indah menemani perjalanan itu. Kota itu, 21.05 WIB kita menyentuh kota itu dengan seuntai senyum. Aku rasa begitu, tapi bagimu itu berarti atau ini hanya perasaanku sepihak saja. Aku enggan memikirkan sejauh itu, yang paling penting aku merasa bahagia bersamamu dikota itu.
Kita mencari sebuah alamat, perlahan dan kita tak temukan alamat tersebut malam itu, dan aku berjanji padamu sebelum pagi aku sudah tau alamat itu. Memang, jam 12 malam saja aku sudah berhasil.
Paginya kita pergi ke alamat yang kita cari semalam, dan aku menemanimu untuk mengikuti sebuah test pejerjaan. Lelah juga, menunggu untung beberapa kolega ku bekerja di sana, dan bisa menemaniku meski harus pergi lagi karena pekerjaannya. Hingga sore menjemput panasnya siang kota itu, semua selesai dan kita bisa berfikir untuk istirahat. Tapi sialnya kita, yang seharusnya beristirahat untuk pulang kembali ke kota kita. Tempat kita memilih beristirahat akan di tinggal seluruh penghuninya untuk kesibukan masing-masing.
Tercetus ide, untuk sedikit menikmati kota itu, berkendara sore juga baik d kota itu. Sampai pada akhirnya nonton jadi pilihan bijak kita sore itu. Film selesai seiring dengan azan magrib yang berkumandang di sekitar kita. Dan hati mulai berperang, saat sadar akan segera beranjak dari kota ini kembali ke kota kita.
Setelah segalanya dirasa beres, kita mulai perjalanan menuju kota yang mungkin memberikan tekanan lebih bagimu, mungkin juga bagi ku atau kita. Tapi bagaimanapun disanalah kehidupan kita, setidaknya saat ini. Kau dekap aku sepanjang perjalanan, sesekali aku kau tinggal tidur. Aku cukup menikmati perjalanan pulang itu, karna bersamamu dan kita bisa bercengkrama kecil di atas sepeda motor ku. Ditengah perjalanan serangan rasa lapar membuat mataku sedikit mengantuk dan kita beristirahat sambil makan malam di suatu tempat yang dikenal kebanyakan orang yang berjalan dari kota kita ke kota itu. Makan malam dengan muka belepotan debu dan asap, tapi dengan guratan senyum dan tawa riang. Yah, kita sangat menikmati malam itu.
Setelah acaraakan selesai, perjalanan pun kembali harus d selesaikan, karena waktu mulai mendesak kita segera berada di kota kita. Dua kota lagi sebelum sampai di kota kita adalah dua kota yang terkenal dengan udara dingin dan lembab. Dan kau mengaku sangat kedinginan, hingga mengalami mati rasa. Ah, aku tak bisa bantu apa-apa karena aku hanya punya sepeda motor.
Kau peluk aku kian erat guna melawan rasa dingin yang menyerangmu, dan aku biarkan itu kau lakukan.
Kira-kira hari memasuki tengah malam, saat kita berhasil sampai di kota kita dan aku mengantar mu ke rumah, walau sebenarnya masih ingin bersamamu. Perjalanan ini mungkin tak berarti untukmu, tapi bagiku bersamamu adalah sebuah anugrah yang dihadiahkan tuhanku padaku. Perjalanan ini ku beri judul "OJEK AKDP".
Jumat, 03 Januari 2014
"OJEK AKDP"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar