Sebuah tanya masihkah mungkin ku ungkapkan? Tentang apa yang terasa, tentang apa yang pernah saling berbagi. Tentang hari yang pernah terlewati dan mengukir cerita yang berat untuk di lupakan.
Adakah rasa itu benar pernah disana, di dalam dirimu terdalam? Atau sebuah bentuk terimakasih saja? Aku tak butuh rasa terimakasih, aku inginkan sebuah ketulusan. Bukan untuk balas budi saja, aku ikhlaselakukan segalanya untuk mu. Aku hanya berharap usahaku membuatmu mencintaiku dengan tulus, bukan harus membalasnya dengan sebuah cerita cinta yang palsu. Aku akan selalu ada untuk mu. Kini meskipun kau menjauh dari hidupku, aku takkan pernah melupakan mu. Semua do'a ku masih selalu terselip namamu. Ah,, apa aku terlalu di butakan cinta, atau kau mencoba mengingkari apa yang sebenarnya terasa? Aku tak ingin tau jawabannya, pertanyaan itu akan ku simpan dan biarkan hilang dalam keraguan ku. Dan berharap semua indah pada waktunya. Aku mungkin tak seperti lelaki yang kamu harapkan, tapi tak ada yang sempurna di dunia ini. Teruslah mencari sampai jau sadari aku tak sendiri dengan ketidak sempurnaan ku. Jika memang masih ada jalan kembali, aku masih disini. Entah menunggu mu atau menunggu mati. Yang pasti aku yakin dengan apa yang kurasa dan yang ingin ku berikan untukmu.
Tapi kini hanya bisa pasrah pada keadaan. Menunggu waktu yang menentukan titahNya.